Berselfie Ria

Sebuah informasi di internet menjelaskan bahwa, selfie adalah sebuah
jenis foto self-portrait , yang biasanya diambil dengan kamera digital yang
bisa genggam atau kamera ponsel. Selfie untuk sekarang ini juga sering
dikaitkan dengan jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun
Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie dengan cara
menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di
hadapan cermin. Foto Selfie ditemukan oleh Robert Cornelius yang
merupakan seorang berkebangsaan Amerika dan juga seorang pioner
dalam dunia fotografi. Dia membuat sebuah ekspresi dirinya sendiri pada
tahun 1839 dimana ini merupakan salah satu dari foto seseorang yang
pertama kali. Lalu karena proses fotonya lambat, kemudian dia
mengungkap lensa yang mengalami tembakan selama satu menit atau
lebih. Kemudian dia mengganti penutup lensa.
Seorang wanita berkebangsaan Rusia bernama Anastasia Nikolaevna
merupakan salah satu remaja pertama yang mengambil foto dirinya sendiri
dengan menggunakan cermin untuk dikirim ke temannya pada tahun 1914 saat itu usianya baru 13 tahun. Kemudian di dalam surat yang menyertai
fotonya itu, dia mengatakan “Saya mengambil gambar diriku sendiri
dengan melihat cermin.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa foto selfie sudah merupakan tren
anak muda masa kini, bahkan banyak pula digandrungi oleh mereka yang
usianya tidak muda lagi. Dengan menggunakan kamera ponsel dan
sesekali menggunakan tongsis (tongkat narsis), dan bergaya seelegan
mungkin agar hasil potretannya terlihat bagus. Bahkan tak jarang kita
temui, mereka mencari momen dan lokasi yang pas untuk memotret.
Setelah hasilnya dianggap sudah bagus, maka di-upload-lah di jejaring
sosial sambil menunggu komentar atau sekedar tanda likes dari paran
tema-teman medsos nya. Hmm. Lucu juga. Namun yang pasti bahwa selfie
yang dilakukan oleh seseorang dewasa ini, adalah untuk memenuhi nafsu
jasmaniah agar dipandang sempurna oleh orang lain. Artinya bahwa, saat
ini orang sibuk memeriksa dan membenahi kekurangan yang ada pada
dirinya yang bersifat jasmaniyah saja. Dan boleh dikatakan hal itu
dilaksanakan setiap hari. Nah Pertanyaannya kemudian adalah, apa kabar
dengan hatimu, bagaimana dengan kebutuhan rohanimu? Sudah kah kita
memeriksanya? Atau kapan kita membenahinya? Pernahkah kita selfie
untuk melihat sejauh mana keterpenuhan kebutuhan rohani kita
sebagaimana kita selfie untuk jasmani kita? Nah disitulah masalahnya!
Kalau ia Alhamdulillah, berarti hanya perlu ditingkatkan lagi. Tetapi
kalau belum atau tidak pernah sama sekali? Maka perhatikan langkah di
bawah ini:
1. Ketika seseorang ingin ber-selfie secara jasmaniah, harus
mempersiapkan alat utama terlebih dahulu yakni kamera. Maka jika
ingin ber-selfie secara rohaniah maka kita harus mempersiapkan hati
kita dengan sebaik mungkin. Baik tidaknya sebuah hasil jepretan
selfie, ditentukan oleh bagus tidaknya kualitas kamera yang dipakai.
Olehnya itu, persiapkan hati kita sebaik-baiknya jangan sampai ada
kotoran yang menempel sedikit pun.
2. Agar jangkauan selfie-nya luas, gunakan tongsis. Tongsis (tongkat
narsis). Tongkat ini sudah populer di Indonesia. Kegunaannya adalah
agar Anda dapat mendapat sudut pandang selfie yang lebih baik tanpa harus memaksakan tangan Anda. Semakin panjang semakin bagus.
Begitu pula ketika kita ingin selfie secara ruhani maka tongsis yang
dipakai adalah doa. Karena doalah yang menjadi senjata kita umat
islam. Dengan doa maka sudut pandang selfie ruhaniyah kita akan
lebih baik.
3. Berselfie lah di tempat yang tepat, dengan pemandangan yang indah.
Elemen penting lain untuk menghasilkan foto selfie adalah latar
belakang yang bersih. Selfie tidak akan bagus jika melakukannya di
dalam ruangan kotor atau berantakan. Untuk itu, kalian harus selalu
memeriksa lingkungan sekitar ketika melakukan selfie. Latar belakang
foto seperti dinding berwarna cerah dan tirai bertekstur lembut bisa
menjadi pilihan. Adapun tempat yang paling indah untuk berselfie
rohaniah adalah di atas sajadah. Karena di tempat inilah engkau akan
menemukan siapa dirimu sebenarnya.
4. Berselfie lah di waktu dan momen yang tepat. Waktu yang tepat untuk
berselfie adalah pada sepertiga malam terakhir (shalat tahajjud).
Waktu ini sangat istimewa, dikarenakan sebagian orang
mempergunakan waktu ini untuk beirtirahat, namun bagi orang-orang
yang beriman justru dipergunakan untuk beribadah dan memohon
ampun kepada Allah swt atas dosa yang telah diperbuatnya. Olehnya
itu di waktu ini hanya sedikit orang yang menunaikan selfie rohaniah,
maka hasil jepretan kamera hati pun insyaAllah akan lebih bagus.
ك
ي
لك عىس أن يبعثك رب
ً
به نافلة
يل فتحجتْ
ي
ومن الل ا
ً
مقام
ا
ً
حممود
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajjutlah kamu,
sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ [17]: 79)
5. Dalam selfie jasmaniah, salah satu hal utama untuk melakukan selfie
adalah memastikan penampilan Anda sudah menarik. Terutama untuk
make-up wajah dan rambut. Karena itu, memeriksa kembali penampilan perlu dilakukan sebelum bernarsis ria dengan kamera.
Seseorang dituntut untuk bergaya dan berpose semenarik mungkin.
Namun dalam selfie rohaniah engkau cukup bersujud di atas sajadah
merenung sekhusyuk mungkin, insyaAllah engkau akan menemukan
jati dirimu sebenarnya.
6. Untuk menghasilkan foto selfie yang lebih bagus, Anda bisa
menggunakan aplikasi pengeditan dengan memberikan filter. Anda
bisa menggunakan filter untuk memberikan kesan vintage atau
menggunakan pilihan pengeditan foto lainnya. Penggunaan filter
lainnya bisa dengan memberikan efek cahaya pada foto, sehingga
membuat foto terlihat istimewa. Jangan lupa sesekali diperiksa
hasilnya, kalau belum memusakan maka hapuslah. Dalam selfie
rohaniah penghapusnya adalah istigfar. Agar hasil selfie ruhaniyahnya
bagus maka perbanyaklah untuk senantiasa beristigfar setiap hari.
Nabi kita Muhammad saw. saja, yang sudah dijamin masuk surga,
tetap saja selalu beristigfar setiap hari. Bagaimana kita yang belum
ada jaminan masuk surga? Justru seharusnya, kita harus lebih banyak
beristigfar ketimbang nabi kita Muhammad saw.
7. Hasil dari selfie jasmaniah, diunggah media social facebook, twitter
dan instagram. Yang akan melihat dan berkomentar adalah hanya
orang-orang yang berteman denganmu di jejaring seosial itu. Namun,
hasil dari selfie ruhaniyah, akan dipajang di akhirat di hadapan Sang
pemilik kamera sesungguhnya, yang merekam seluruh aktifitas kita di
muka bumi ini. Merugi lah kita yang hanya mengandalkan foto selfie
jasmaniyah saja, lalu mengabaikan selfie rohaniah yang sejatinya akan
mengantarkannya ke tempat yang sangat mulia di akhirat kelak, yakni
surga yang penuh dengan kenikmatan.
Ber-selfie sejatinya adalah upaya untuk mengenali diri sendiri. Siapa
saya? Dari mana saya? Ada dimana saya? Dan akan ke mana saya adalah
objek pertanyaan yang harus terjawab dalam ber-selfie. Maka ketika objek
itu terjawab. Sesungguhnya kita telah mendapatkan jepretan foto selfi yang
sangat luar biasa, sehingga layak untuk dipajang di hadapan Allah swt.
Ayo kita perbanyak ber-selfie!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Eklektik (Thoriqoh al-Intiqo'iyyah)

Membahagiakan itu Kebahagiaan

Bapak dan Kenanganku